accident.

Sudah menjadi tradisi dimana saat ada seseorang yang berulang tahun, pasti teman-teman terdekatnya akan merayakan hari jadi tersebut sebagai bentuk rasa sayang.

Seperti yang tengah dilakukan oleh Jihoon, Soonyoung, Chan, Minghao, dan beberapa teman lainnya. Mereka sudah memenuhi rumah Jun untuk mempersiapkan acara ulang tahun.

Banyak hiasan-hiasan kucing dan beberapa pernak-pernik yang biasanya hadir di acara ulang tahun seperti ini, sudah tersusun rapi di sama.

Jun tengah sibuk dengan kerjaanya di luar, hari ini rencananya dia akan pulang dari China ke Indonesia. Minghao sebagai 'teman dekat' Jun sudah memberi tau teman-temannya bahwa hari ini Jun memang berencana untuk pulang.

Disatu sisi Jihoon masih belum mau mengobrol dengan Soonyoung, masih ada rasa kesal yang besar karena kekasihnya itu ingkar janji. Soonyoung sudah berusaha untuk mengkomunikasikan dengan Jihoon, namun hal itu masih belum bisa membuat Jihoon memaafkannya.

“Eh eh guys, Jun udah telfon gue buat jemput di bandara. Gue ke sana dulu ya, lo pada siap-siap deh. Nanti gue kabarin,” Minghao mengemasi barang-barangnya dan segera pergi meninggalkan rumah kekasihnya itu.

Teman-teman Jun, termasuk Jihoon dan Soonyoung segera membereskan barang-barang yang sudah mereka gunakan. Membuang juga sampah sisa dari dekorasi yang membuatnya berantakan.

Jihoon melihat Soonyoung asik bercengkerama dengan SAHABAT KECIL-nya itu. Dia melihat dengan tatapan tajam, tidak suka, dan muak dengan hal yang sudah sering dia lihat itu.

”Jii, sini.”

Jihoon menghampiri yang memanggilnya, “Gimana kak?”

“Lo udah putus sama Soonyoung? Ko kayaknya daritadi kalian ga ngobrol-ngobrol sih? Biasanya bucin banget ga tau tempat.”

Jihoon menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, dia bingung harus menjawab apa, “Engga sih kak, masih aman. Cuman emang lagi agak gitu deh..”

”Ooooh.. soalnya dia kayak asik gitu ngobrol sama Ganes, coba di reach out ya Ji. Si Ganes takutnya malah berlebihan ke Soonyoung.”

Jihoon mengangguk dan paham.

Soonyoung yang melihat Jihoon mengobrol dengan salah satu temannya itu, mulai menghampiri Jihoon untuk menjelaskan apa yang terjadi.

“Ji.. ngobrol sebentar yuk, mumpung Jun belum sampe,” ajaknya.

Jihoon melirik ke arah belakang, “Disini aja. Aku lagi pengen main air.”

“Iya.” Soonyoung ikut duduk di samping Jihoon yang tengah memain-mainkan kakinya di air kolam renang.

“Kamu tadi nangis?” tanyanya membuka percakapan.

“Engga, kata siapa? Ngapain aku nangis?”

“Kata Chan. Kamu sama dia kan daritadi? Kesini juga sama dia kan?”

“Iya, kamu sama Ganes doang kan?”

Boom.. pertanyaan itu muncul lagi.

“Mmm.. iya, aku sama Ganes kesininya..”

“Ga bisa ya, dia sekalii aja ga usah ikut recokin kita? Ngapain sih? Nyusahin aja.”

“Jangan gitu dong sayang, dia kan sahabat aku dari kecil. Aku udah anggap dia kaya adik aku sendiri.”

Jihoon diam tidak membalas.

“Ko diem?” Soonyoung memastikan Jihoon tidak apa-apa dengan pernyataannya barusan.

“Gapapa sih. Terserah kamu aja. Mau sam Ganes terus kek, mau pacaran sama dia kek, dia sama dia. Terserah. Capek aku ngasih taunya. Kamu bakal ngulang terus.”

Saat mereka tengah mengobrol-ngobrol, dari arah belakang terdengar orang saling berteriak satu per-satu.

“JIHOONNN!!! SOONYOUNG!! AYO SIAP-SIAP INI JUN UDAH DEKET SINI!!”

Jihoon tak menghiraukan Soonyoung, dia langsung berlari membantu teman-temannya untuk memberi kejutan pada Jun.

“HAPPY BIRTHDAY JUNIIIIII!!!”

happy birthday to you~~ happy birthday to you~~ happy birthday, happy birthday, happy birthday to you~~

“YEAYYY!! SEKARANG MAKE A WISH AND BLOW THE CANDLE!!!”

Disaat-saat itu, tatapan Jihoon tidak lepas dari bagaimana Ganes yang terus mendekati kekasihnya. Dia benar-benar kesal dan membuat dirinya ingin pergi saja saat itu juga.

Jun yang disatu sisi juga sudah berteman cukup lama dengan Jihoon, melihat teman seperjuangannya itu menampakkan raut wajah yang sedih.

Jun menepuk bahu Jihoon saat yang lain sedang asik membakar daging, “Hi, you okay?”

“Eh? Gue gapapa, santai aja. Lo kenapa ga ikut bakar-bakaran anjir?!”

“Sahabat gue sedih gini di hari bahagia gue. Kenapa?”

“Biasalah.”

“Soon-”

“SOONYOUNG!! KAMU BISA GA SIH JANGAN JAIL GITU KE AKU!? KAMU TUH GA BISA YA KALAU GA JAIL KE AKU?!”

Jun dan Jihoon sudah pasti mendengar siapa yang berteriak barusan. Dengan tatapan malas, Jihoon pergi meninggalkan Jun dan acaranya, serta orang-orang di dalamnya.

“Jii bentar!” Jun berteriak memanggil temannya yang jalan sudah hampir jauh.

Jihoon diam, tidak melanjutkan perjalanannya.

“Gue anter. Lo mau cerita dimana? Udah capek ya? Mau gimana sama hubungan lo?”

“Gue mau pulang aja, ga usah di anterin. Ga enak sama yang lain kalau lo perginya malah sama gue.”

“Gapapa?” Jihoon mengangguk.

“Ya udah, gue balik ke rumah ya. Nanti kalau udah sampe rumah, kabarin gue.”

“Iya..”


Sampai kembali di rumah, Jun menghampiri Soonyoung dan membawanya ke taman belakang.

Satu. Dua. Tiga.

Tiga pukulan berhasil mendarat di wajah Soonyoung dengan cepat, tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi, Soonyoung tidak membalas.

“Maksud lo apa sih masih deket sama Ganes? Lo tau ga, Jihoon sekarang udah ga ada di sini. Dia pulang. Sendiri. Yang bahkan gue ga tau dia pulang ke rumah atau kemana.”

Sebentar.. Soonyoung masih mencerna setelah di tonjok tiga kali oleh temannya sendiri.

“Kenapa ga lo anterin?”

“Dia ga mau, karena dia tau disini banyak temen gue, lo, dan Jihoon. Mikir ga sih?!”

“Soonyo.. EH EH EH, kamu kenapa?” Seorang perempuan datang menghampiri mereka berdua.

“Lo apa-apaan deh Jun? Yang mukul Soonyoung tuh lo kan? Emang ga tau terima kasih!”

Ganes. Ya, dia yang menolong Soonyoung membawanya pergi dan membawanya pulang.

Selama di perjalanan, Soonyoung hanya fokus pada jalanan luar, berharap bertemu Jihoon di jalan. Telfon tidak diangkat, chat tidak dibales. Kepala Soonyoung sudah pecah rasanya.

“Udah deh Soon, mending putusin aja cowo ga jelas kaya Jihoon tuh. Hobinya nyusahin doang.”

“Terus?”

“Yaa terus kamu sama aku lah. Aku udah tau kamu, kita juga udah sahabatan lama. Kamu juga harusnya kan tau a-”

“Berhentiin mobilnya.”

“Kenapa?”

“Berhenti!”

“Bilang bunda. Gue nginep di kosan Mingyu. Lo pulang aja!!”

“Loh tapi kan?”

“Mikir! Udah sana.”