because of his parents


“Sebenarnya gue beneran kalau bisa marah sama ngamuk depan om gue barusan, gue udah ngamuk barusan anjir.”

Itu suara hati Dokyeom yang akhirnya tercurahkan setelah melihat dan mendengar adu mulut antara teman-temannya dengan pihak-pihak kampus yang tiba-tiba merusak acara terakhirnya sebagai panitia di jurusannya.

“Namanya juga apa sih? Millenial kan mereka? Apa boomers? Kalau kata gue, tadi kalau bisa telfon aja bokapnya Wonwoo biar langsung di sidak ni fakultas sama BPK.”

Vernon juga menyuarakan keluhnya terkait dengan orang atas di kampusnya yang benar-benar tidak bisa memberikan respect terhadap anak didiknya hanya karena urusan sepele.

Sebenarnya tidak sepele, karena pihak orang tua Woozi yang ternyata bergerak di bidang hukum itu memeriksa, mengintrogasi, dan mendatangi pihak kampus serta jajarannya untuk mempertanyakan uang UKT yang selama ini mahasiswa bayar.

“Gue ga curiga sih, cuman tadi di atas rata-rata karyawannya baru. Apa pada di pecat, apa emang ganti orang.”

“Paling yang kemarin bermasalah ga dateng aja ga sih ke kampus atau memang ada jadwal ngajar.”

Sedangkan Woozi dan Hoshi melihat teman-teman menggerutu kesal karena permasalahan tadi siang, “Lo ga ada keluh kesah?” tanya Jun pada Hoshi.

“Yang ngadep aja gue, gue ikut. Cuman karena sebelumnya ada temen gue yang kena juga, jadi gue ga aneh,” jawab Hoshi santai.

“Eh siapa?”

“Ya elu. Dulu gue cuman tau gosipnya aja, emang gue sempet ditanya-tanya soalnya dulu divisi gue berat dan butuh biaya besar. Mungkin pikir yang meriksa waktu itu, ada biaya gaib kali yang masuk ke kas divisi gue.”

Woozi hanya tertawa kecil mendengar mereka semua mencurahkan isi hatinya, “Jujur, emang sekjur sama wadek 2 tuh terbukti korupsi ko meskipun ga banyak. Tapi ya mereka maunya tempuh jalan damai, jadi ortu gue ga ambil pusing.”

“Eh iya, lo ko ga ikut jadi S.H juga?” tanya Hoshi penasaran.

“Lagi ko ini, gue lanjut kuliah hukum buat belajar selengkapnya. Apalagi sekarang marak banget orang-orang pada pake AI kan. Takut lagu-lagu gue kena atau apa yang lainnya.“ 

“Wow, gila. Suka belajar ya lo?”

“Dasarnya udah harus ambil hukum dulu, tapi guenya ga mau.”

Akhirnya mereka bertujuh melanjutkan perbincangan kesana-kemari hingga larut.