illegal

tw // drugs, mention of blood cw // harshwords

“Ngapain si Rin, Koko harus sampe turun tangan kaya gini? Maksud gue kenapa harus bagian ini??! Katanya Koko ga bakalan dapet bagian bunuh orang, tapi kenapa dia dapet terus sekarang di sekap?”

Pertanyaan berentetan diberikan kepada Rindou yang tengah sibuk mengendarai mobilnya. Mendengar pertanyaan dari yang lebih tua membuat dirinya harus bisa menahan amarah, karena bagaimana lagi, ini Seishu, pacar dari partner kerjanya sendiri.

“Sebentar lagi sampai. Ga usah banyak ngomong atau nanya, nanti kalau Koko udah kita bawa lo baru tanya semuanya sama Koko atau gue. Ga ada yang tau soal ini, kecuali gue, Koko, sama Manjiro.”

Rin memarkirkan mobilnya tepat di halaman depan sebuah bangunan tua yang mungkin jika terjadi aksi tembak-menembak akan rubuh dengan cepat.

“Lo masuk lewat pintu samping, Koko kayaknya di sekap di sekitar lantai 3 atau 4.”

“Lo kenapa tau Koko disekap disana?”

“Sei. Udah gue bilang nanyanya nanti aja.”

Seishu mengangguk dan segera berlari menuju lantai yang dimaksud Rin. Dengan langkah pasti, Seishu menghampiri setiap ruangan dengan pintu terbuka, berharap Koko segera ditemukan oleh dirinya sendiri.

Suara handphone Sei berbunyi, “Kenapa Rin?”

“Lantai 3 bangunan paling pojok. Koko disini.”

Seishu melangkahkan kakinya dengan cepat menuju ruangan yang dimaksud Rin. Dirinya khawatir? Sangat. Tapi bagaimana lagi, ini pekerjaan yang Koko pilih setelah ia dinyatakan mati saja oleh keluarganya.


Sedangkan di dalam ruangan tidak hanya berisi Koko dan 4 orang yang penyekapnya. Ada Ran dan Kakucho disana, mereka bertiga tertangkap juga.

Rin yang tidak ditugaskan apa-apa oleh Manjiro, memutuskan untuk diam di rumahnya dan tidak ada niat untuk pergi ke kantor. Namun sayang seribu sayang, Manjiro menelfonnya dan mengatakan bahwa Ran, Koko, dan Kakucho yang tengah pertugas mengantarkan obat illegal waktu itu tertangkap. Ini sudah kali kedua mereka ketahuan, pada percobaan pertama Koko lah yang menjadi korban tembakan dari pihak lawan.

“KOKO!!”

Kokonoi berbalik dan membulatkan matanya.

“SEISHUUU!!??? KAMU PULANGG JANGAN DISINIIIII AKU MOHONN!”

Rindou pun sama terkejutnya, melihat kakak kandungnya sendiri telah berlumuran darah disekujur tubuhnya. Dengan amarah yang sudah tidak bisa tertahan lagi, dia melawan para musuh yang ada di hadapannya tanpa ampun. Begitu pula dengan Seishu, dia tanpa ampun memberikan berkali-kali pukulan keras kepada musuh kekasihnya dan membuat keempat orang tersebut tidak sadarkan diri.

Dengan cepat, Rin dan Seishu membuka tali yang mengikat mereka bertiga. Karena Ran dengan keadaannya yang sudah lemas dan berdiri saja tidak sanggup, Rin menggendongnya hingga ke parkiran.

Untung saja, orang-orang yang Rin dan Seishu pukuli tidak membawa anak buah lainnya.

“Makasih ya Rin, Sei.”

Kakucho berpamitan dan segera membawa Ran dan Rindou kembali ke kantor untuk diobati.

“Ki-ki-kita pu-pulang aja S-Sei,” ucap Koko terbata-bata sebelum dirinya tidak sadarkan diri dalam dekapan Seishu.

“Koko! “Anjing lo Manjiro. Kenapa ga lo sendiri yang turun tangan? Cuci tangan pake temen lo sendiri?”