meet you again and my father just for this thing?

Sudah mendapatkan perizinin dari Ran untuk membawa Mitsuya bersamanaya. Hanma sudah sampai di depan rumah si pria bersurai ungu tersebut.

“Janji lo ga berantem.” pinta Mitsuya sebelum masuk ke dalam mobil milik Hanma.

“Ga bisa. Kayaknya kali ini suasanya malah panas banget.”

“Janji dulu. Jangan paksa diri lo.”

“Iya deh. Dasar gemini!”

Hanma menyalakan mobilnya menancapkan pedal gas dan bergegas menuju tempat yang sudah dijanjikan.


Sesampainya disana, Hanma di sambut oleh Mucho; pemilik cafe sekaligus teman semasa SMA nya dulu.

“Ketemu dia?” tanyanya.

Hanma mengangguk.

“Udah di tunggu di ruang nomor 11 sama bokap lo juga. Tapi ada cewe gue gatau itu siapa.”

“TMI tapi thanks bang. Gue ke sana dulu.”

Hanma dan Mitsuya mendatangi ruangan yang dimaksud.

Knock. Knock.

Hanma membuka pintu dan langsung di suguhi oleh pemandangan dua orang yang sangat ia benci.

Satu lagi, ada seorang wanita seumuran ayahnya yang jelas ia tidak ingin tau siapa perempuan itu.

“Papa mau kenalin kamu sama dia,” ucap seseorang yang menyebut dirinya adalah Papa.

Hanma melirik tajam kearah perempuan itu dan tersenyum tipis.

“Lo mau bahas apa? Gue sibuk.” tanya Hanma pada seorang berkacamata di depannya.

“Bawa Mitsuya ngapain?”

“Gue ga butuh pertanyaan itu. Gue tanya lo ngapain ngajak gue kesini?”

“Bokap lo sama Nyokap gue mau nikah.

“Lo sebagai anaknya harus tau dan dateng ke acara nikahan mereka dua hari mendatang.”

“Penting kah?”

“Penting.”

Hanma berdiri ingin meninggalkan tempat itu segera.

“Papa belum suruh kamu keluar. Mana sopan santun kamu?!”

Hanma ditarik oleh Mitsuya untuk menuruti perintah dari Papanya.

“Kamu harus akur sama dia.

Katanya sambil menunjuk seseorang yang tadi berbicara dengan Hanma.

“Kalau kamu ga akur. Terpaksa Papa bawa kamu juga ke Milan buat jalanin bisnis Papa.”

Hanma tertawa pahit. “Ga usah cape-cape kasih perusahaan Papa buat Hanma. Lagian Hanma juga ga punya Papa sih cuman punya Bunda doang.”

Satu tamparan berhasil mendarat tepat di pipi kanan Hanma.

See? Bahkan yang ngakunya orang tua ini malah nampar anaknya sendiri.”

“Hanma. Gue minta sama lo, tolong terima gue jadi keluarga lo juga.”

“Apa lo minta? Keluarga? Gue ga pernah punya keluarga ya.

“Dan asal lo tau, kemana lo dulu selama ini? Lo nolongin gue cuman sementara. Sisanya Suya yang nemenin gue sampe sekarang. Gue ga ngerti jalan pikiran lo gimana. Lo cuman mentingin uang-uang dan uang. Sedangkan gue yang dulu butuh orang di sekeliling gue malah ditinggalin secara kasar. Dikira enak hah?”

Hanma bergegas dan pergi meninggalkan ruangan itu. Disusul juga oleh Mitsuya dibelakangnya.


“HANMA!”

Tiba-tiba ada sosok yang lebih pendek darinya memeluk dari arah belakang. “Gue tau lo benci sama gue bahkan bokap lo. Tapi tolong maafin gue, gue ga ada maksud apapun buat ninggalin lo dulu Ma. Gue masih sayang sama lo.”

Hanma melepas paksa pelukan itu dan pergi meninggalkannya sendirian disana.

“Sorry ya Suy. Lo malah nontonin orang tubir.”

“Santai. Gue tau lo dan seluk beluk lo. Mending kita mampir kedainya bang Omi. Kali aja masih buka.”

Hanma mengangguk dan akhirnya mereka pergi meninggalkan tempat tersebut.


ps ; ini kayaknya bakalan di rubah gitu narasinya. karena mau uts jadi di spesial-in duluan.