overthinking kills your happiness
rinzu, slight nsfw, family problem, toxic friendship.
Dari sekian juta purnama yang sudah lama muncul selama bumi berputar, baru kali ini sesosok pria beranjak dewasa bernama Haruchiyo merasakan senang tiada tanding semasa hidupnya.
Ia berani menantang semesta untuk mengambil nyawanya, jika sehari setelah ia merasa senang ternyata itu hanyalah penghantar dari bab-bab sedih kehidupan selanjutnya.
Anak kedua dari tiga bersaudara dengan marga berbeda-beda ini, baru saja mendapatkan balasan atas perasaannya yang sudah tertanam pada sosok pria manis si bungsu Haitani.
Dalam waktu tiga tahun terakhir ini, Haitani Rindou menjadi alasan utama mengapa ia masih ingin melanjutkan hari esoknya menghirup oksigen dari para tumbuhan hijau yang lebih aktif bekerja pada malam hari.
Dengan tubuh terkulai lemas, bercak darah disekujur tubuh, dan luka lebam menghiasi Haruchiyo saat tidak sengaja berjumpa dengan si penenang hati.
Kala itu Haruchiyo baru saja melarikan diri untuk bersembunyi dari di sulung Akashi.
Haruchiyo juga seharusnya bermarga Akashi jika ia mau, namun ia tidak mau bahkan tidak sudi menggunakan nama awalan dari pria tua yang meninggalkan ibunya sendirian dalam keadaan sekarat.
Saat usianya 10 tahun, Haruchiyo mengetahui semuanya. Keluarga yang ia anggap memang benar keluarganya dan ayah yang ia anggap sangat baik dan selalu ia banggakan, ternyata adalah seorang pelaku dari habisnya nyawa ibu kandung Haruchiyo.
Haru selalu mengira bahwa ia hanya berdua dengan ibunya itu karena ayahnya sibuk bekerja di luar negeri, ternyata tidak. Semuanya terbukti dan nyata saat ia diajak oleh teman-temannya untuk menghadiri pesta ulang tahun anak perempuan berusia 7 tahun, 3 tahun dibawahnya.
Dan anehnya ayahnya yang seharusnya ada di rumah malah lebih dulu ada disana dan memperkenalkan ada perempuan tersebut sebagai anaknya. Akashi Senju.
Haru berpikir, apa selama ini ibunya memang mengandung lagi? Apa perempuan itu adalah adiknya? Dan sebagainya.
Namun selesai perayaan ulang tahun itu selesai, ayah yang seharusnya ada di rumah itu memanggilnya dan memperkenalkan Senju dan Akashi sulung kepadanya.
“Ini Akashi Takeomi, kakak mu. Ini Akashi Senju, adikmu.”
Haru hanya bisa memasang muka tidak percaya. Senju dan Takeomi itu siapa? Kenapa bisa disebut dikeluarga oleh ayahnya sendiri?
“Mereka siapa?”
“Halo kak Haru! Aku Senju. Kata Papa kak Haru sibuk sekolah ya jadi jarang pulang ke rumah.”
Haru yang akhirnya bisa mencerna situasi langsung pergi tanpa menjawab pertanyaan dari si kecil yang berulang tahun.
“HARU! Nyokap lo barusan meninggal.”
Saat itu juga Haru merasa lemas dan pandangannya menghitam. Apa benar ibundanya meninggalkannya sendirian di bumi?
Waktu berjalan terlalu lama menurut Haru. Ini baru tahun ke-7 ia kembali setelah dinyatakan koma selama 7 bulan lamanya. Kenapa ia tidak mati saja?
Percakapan singkat beberapa bulan lalu tiba-tiba menyerang pikirannya.
Siapa Akashi Takeomi dan Akashi Senju sebenarnya?
Pintu rumah sakit tiba-tiba terbuka, menampilkan sesosok perempuan berambut hitam pekat dengan potongan sebahu.
“Halo kak Haru. Gue Senju. Kawaragi Senju.”
Haru hanya diam, tidak memperdulikan seseorang didepannya.
“Gue perlu cerita keseluruhan. Gue tau ini beberapa bulan lalu dari Kak Omi. Gue harap lo paham dan ngerti sama kondisinya.”
Selama Senju menceritakan semua hal yang terjadi selama ini, ia akhirnya paham. Ketiga anak dari keluarga Akashi memiliki ibu kandung yang berbeda. Akashi Takeomi, Kawaragi Senju, dan dirinya Sanzu Haruchiyo. Senju dan dirinyalah yang akhirnya memutuskan menggunakan marga dari ibunya.
Mendengar pernyataan panjang yang dilontarkan oleh Senju, Haru hanya pasrah dan menangis mendengar fakta buruk yang ternyata selama ini ia tidak tau.
Tahun demi tahun. Setelah koma selama 7 bulan dari 7 tahun lalu, kehidupan datarnya berjalan selama 4 tahun.
Tidak ada semangat membara, tidak ada makan teratur, tidak ada jam tidur teratur, tidak ada pembelajaran teratur, semuanya bergantung pada kondisi mental dirinya.
“SANZUUU! INI ADA ANAK KOMUNIKASI YANG NAKSIRRR!! NAMANYA HAITANI RINDOUUU!!”
Itu adalah teriakan panjang menyebut namanya setelah sekian lama ia tidak pernah mendengarnya.
Dan kehidupan Haru berubah setelah teriakan itu ia respon. Hatinya senang mendengar teriakan itu, seperti kembali hidup secara perlahan.
“Aduh Sanzu maaf ya, temen gue memang gitu.”
Manis. Itu adalah kehidupan awal yang baru bagi seorang Sanzu Haruchiyo sebelum menerjang track rollercoaster yang lebih curam.
- prompt untuk overthinking kills your happiness.