So, you're mine?
Baji sudah sampai di depan kost-an seorang pemuda manis pujaannya bernama Chifuyu Matsuno. Laki-laki yang menolong dan membantunya beberapa minggu lalu di hari Senin.
“Kak, sebentar ya aku ambilin minum. Ka Baji mau apa?” tanya si pemilik kamar bernomor 50.
“Terserah lo,” jawabnya.
Chifuyu meninggalkan Baji dengan beberapa kantung kresek putih berlogo Alfacard.
Baji membawakan Chifuyu martabak manis dan beberapa camilan untuk persediaanya dan juga camilan yang bisa mereka makan waktu itu juga.
Chifuyu membawa 2 gelas minuman berwarna orange, sepertinya itu minuman rasa jeruk.
“Mau cerita apa ka?” tanya Chifuyu.
Baji melihat sekeliling kamar Chifuyu yang sangat penuh dengan kertas dan beberapa tumpukkan baju yang Chifuyu sendiri lupa itu sudah menumpuk seberapa lama.
“Maaf ya berantakan,” tambahnya.
Baji membenarkan posisi duduknya, menyender kasur Chifuyu.
“Gue cape Puy – “
” – selama ini mungkin orang-orang kira gue baik-baik aja, padahal jauh dari kata baik.”
Chifuyu mendengarkan Baji bercerita dengan seksama, berusaha membuat Baji nyaman dengan sikapnya.
“Gue sendirian Puy sekarang. Nyokap gue pisah sama bokap, sebenarnya udah lama pisah. Sejak gue kelas 5 sd kayaknya mereka udah ga satu kamar lagi, setelah gue smp gue mulai ngerti kenapa bokap atau nyokap gue suka jarang pulang barengan, ternyata nyokap udah ada pacar baru sebelum resmi bercerai sama bokap. Begitupun bokap, mereka sebenarnya bertahan cuman buat gue doang, padahal gue ga usah di peduliin pun gapapa.”
“Gue untung banget ketemu Mikey, Draken, Mitsuya, Koko, sama yang lain. Kalau engga kayaknya udah ga tau lagi bentukan mental gue kaya gimana sekarang – “
” – udah mati juga sih kayaknya, keetabrak mobil,” ucapnya di lanjut dengan tawa canggung.
Menertawakan dirinya dan kehidupannya yang entah sampai kapan harus berpura-pura dan mencari siapa yang mau ia ganggu setiap harinya karena cerita suramnya itu.
“Oh iya Puy, lo ngekost disini udah lama?” tanya Baji sambil memakan martabak yang ia beli tadi.
“Baru pindah sini baru-baru,, soalnya kost-an lama ada masalah internal dari pihak yg punya kost-an,” jelasnya.
Baji mengangguk.
Mereka berdua kini sibuk dengan pikirannya masing-masing. Memang canggung sebenarnya, mereka baru saja kenal beberapa minggu lalu dan Chifuyu juga harus menjaga sikapnya di depan kakak tingkatnya di kampus.
“Puy,, lo ada pacar?”
“Uhuk— u-uhukk,” Chifuyu tersedak minumannya.
“Ehh sorry-sorry,” Baji memberikan minumnya kepada Chifuyu.
“Makasih ka. Kaget gue.”
Chifuyu menggeleng, “Gue ga ada pacar. Apa ya bisa di bilang kapok? Males sih lebih tepatnya.”
“Gue ga ada celah dong ya kalau lo males.”
Yakin. Pipi Chifuyu kini memerah seperti kepiting rebus. Ia hanya tertawa canggung atas pernyataan Baji.
“Tapi Puy – “
Chifuyu menatap mata Baji, “ – lo mau jadi pacar gue?”
“Lo siap sama sifat asli gue Ka?”
“Lo aslinya ada 2 orang ya?”
Chifuyu tersenyum dan mengangguk.
“Gue siap. Lo orang yang gue suka, apapun harus siap kan gue?”
“Jadi, gimana Chifuyu? Lo mau jadi pacar gue?”
Chifuyu mengangguk, “Kalau Ka Baji ngerasa aku rese, bilang aja ya. Jangan tiba-tiba minta putus terus maki-maki aku.”
Baji menatap mata Chifuyu dalam. Mencoba meyakinkan seseorang di hadapannya untuk mempercayainya tidak akan melakukan hal tersebut.
Cup!
Satu kecupan di berikan kepada Baji. Ia kaget, benar-benar kaget.
Baji tersenyum dan kembali membawa Chifuyu kedalam ciuman yang kini di mulai darinya.
gue? narasi apaan ini ya tuhan jelek banget. maap ya deadline